Apakah Cannabidiol Bisa untuk Mengobati PTSD, Benarkah? Kondisi PTSD dapat mengganggu kualitas hidup pengidapnya. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat guna menurunkan gejala atau risiko komplikasi yang disebabkan oleh PTSD. Ada beberapa jenis obat yang bisa digunakan untuk mengurangi gejala PTSD. Namun, benarkah kandungan cannabidiol dapat membantu untuk mengobati PTSD? Yuk, simak penjelasan mengenai pengobatan yang perlu dijalankan pengidap PTSD, di sini!
Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD adalah gangguan mental yang terjadi pada seseorang karena mengalami kejadian traumatis, seperti bencana alam, kecelakaan, terorisme, perang/pertempuran, pelecehan seksual, kekerasan dan sejenisnya.
Penderita dengan gejala PTSD harus segera mendapat penanganan yang tepat demi menghindari timbulnya komplikasi lebih serius. Namun, sayangnya beberapa penderita tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan mental ini.
Apakah Cannabidiol Bisa untuk Mengobati PTSD, Benarkah?
Mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan dapat memicu kondisi trauma. Bukan hanya trauma, kondisi ini juga dapat menyebabkan risiko gangguan mental, seperti PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder. Ada berbagai peristiwa yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kondisi PTSD. Mulai dari perang, kecelakaan, bencana alam, hingga kekerasan seksual.
PTSD, atau Gangguan Stres Pasca Trauma, adalah kondisi kesehatan mental yang dapat terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan suatu peristiwa traumatis. Trauma tersebut bisa melibatkan ancaman terhadap kehidupan atau keselamatan seseorang, dan bisa mencakup kejadian seperti kecelakaan serius, perang, pelecehan seksual, kekerasan fisik, atau kehilangan yang mendalam.
Apakah Cannabidiol Bisa untuk Mengobati PTSD, Benarkah?
Berikut adalah beberapa informasi mengenai PTSD:
- Gejala PTSD:
- Gejala PTSD dapat muncul dalam beberapa minggu atau bulan setelah peristiwa traumatis dan dapat bersifat kronis.
- Gejala PTSD dapat dikategorikan menjadi empat kelompok utama:
- Pencitraan berulang: Kenangan yang mengganggu, mimpi buruk, atau kilas balik yang terjadi secara tiba-tiba.
- Penghindaran: Upaya untuk menghindari situasi, orang, atau tempat yang dapat memicu kenangan traumatis.
- Perubahan suasana hati dan kognitif: Kesulitan berkonsentrasi, perubahan suasana hati, perasaan bersalah, dan perasaan yang merendahkan diri.
- Hipersensitivitas dan reaktivitas yang meningkat: Mudah terkejut, susah tidur, atau memiliki perilaku marah dan agresif.
- Faktor Risiko:
- Tidak semua orang yang mengalami peristiwa traumatis akan mengembangkan PTSD.
- Faktor-faktor risiko melibatkan sejumlah variabel, termasuk keparahan traumatis, dukungan sosial, riwayat pengalaman traumatis sebelumnya, dan faktor-faktor genetik.
- Pengobatan:
- Pengobatan untuk PTSD dapat mencakup kombinasi terapi kognitif perilaku, terapi bicara, dan pengobatan obat-obatan.
- Terapi kognitif perilaku, terutama Terapi Trauma-Fokus (TF-CBT) dan Terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing), telah terbukti efektif dalam mengobati PTSD.
- Pentingnya Dukungan Sosial:
- Dukungan sosial dari keluarga, teman, dan komunitas dapat berperan penting dalam pemulihan individu yang mengalami PTSD.
- Mendukung seseorang untuk mencari bantuan profesional dan memahami pengalaman mereka dapat membantu membangun dukungan yang diperlukan.
- Pencegahan:
- Pencegahan termasuk deteksi dini dan pengobatan setelah pengalaman traumatis, serta pendekatan kesehatan mental yang menyeluruh di tingkat masyarakat.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala PTSD atau stres pasca trauma, sangat penting untuk mencari bantuan profesional. Profesional kesehatan mental dapat membantu menilai dan merancang rencana perawatan yang sesuai untuk membantu individu yang mengalami PTSD.
Apakah Cannabidiol Bisa untuk Mengobati PTSD, Benarkah?
Kenali Lebih Banyak Mengenai PTSD
PTSD merupakan salah satu gangguan mental yang menyebabkan pengidap selalu mengingat kejadian traumatis yang dialaminya. Peristiwa tersebut bisa berupa kondisi perang, bencana alam, kehilangan keluarga, hingga kekerasan seksual.
Hal yang perlu diperhatikan, tidak semua orang yang mengalami trauma mengidap PTSD. Ada beberapa gejala yang dialami oleh pengidap PTSD.
- Peristiwa trauma yang selalu diingat bahkan mengganggu tidur seseorang.
- Pengidap PTSD akan menolak untuk membicarakan peristiwa traumatis dan menghindari lokasi atau sesuatu hal yang dapat mengingatkan pengidap dengan kejadian trauma.
- Pengidap PTSD cenderung menyalahkan dirinya atas kejadian yang terjadi.
- Pengidap juga mengalami perubahan perilaku menjadi lebih emosional, seperti marah atau ketakutan.
Segera lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat ketika kamu atau kerabat dekat mengalami beberapa gejala tersebut dalam waktu yang cukup panjang setelah kejadian. Kondisi ini menjadi pertanda bahwa PTSD perlu segera ditangani. Depresi, gangguan kecemasan, penggunaan alkohol, dan obat terlarang bisa menjadi komplikasi dari PTSD yang tidak diatasi dengan baik.
Baca juga: Inilah Gejala yang Muncul saat Mengalami PTSD
Cannabidiol dan PTSD
Pengobatan untuk pengidap PTSD biasanya digunakan untuk meredakan dan mengendalikan gejala yang dialami. Psikoterapi bisa menjadi pilihan utama untuk mengatasi PTSD yang berlangsung cukup lama. Ada beberapa jenis psikoterapi yang bisa dijalankan. Mulai dari terapi perilaku kognitif, terapi eksposur, hingga eye movement desensitization and reprocessing. Terapi bisa dilakukan secara berkelompok dengan pengidap PTSD yang lain atau secara pribadi.
Selain terapi, pengobatan juga bisa dilakukan menggunakan beberapa jenis obat-obatan yang berguna untuk mencegah depresi, gangguan cemas, hingga meningkatkan kualitas tidur.
Namun, benarkah kandungan cannabidiol dapat membantu mengatasi PTSD? Cannabidiol merupakan senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman ganja. Uniknya, senyawa aktif ini dinilai cukup efektif untuk mengatasi gejala yang dialami oleh pengidap PTSD.
Dalam sebuah jurnal yang berjudul Use of Medical Cannabis and Synthetic Cannabinoids in Post Traumatic Stress Disorder: A Systematic Review, mengatakan kandungan senyawa aktif ini bisa membantu meringankan gejala yang muncul pada pengidap PTSD. Melansir dari Frontiers in Neuroscience, kandungan senyawa aktif bekerja dengan memengaruhi amigdala dan hipokampus dalam otak.
Apakah Cannabidiol Bisa untuk Mengobati PTSD, Benarkah?
Meskipun demikian, penelitian ini akan terus dikembangkan untuk memastikan keamanan hingga keefektifannya. Food and Drug Administration (FDA) pun belum menyetujui penggunaan produk dengan kandungan cannabidiol tanpa resep dokter. Selain itu, masalah lain dari penggunaan cannabidiol adalah legalitas kandungan ini yang belum legal pada beberapa negara.
Sumber : https://www.siloamhospitals.com